Dorong Pilkada Penuh Kesejukan, Ustadz Das’ad Latif : Jadikan Sebagai Ladang Amal & Ajang Persatuan

Jakarta – Ustaz Das’ad Latif menyerukan kepada seluruh penyelenggara Pilkada Serentak 2024 untuk bersikap adil dan menjadikan proses pemilihan ini sebagai ladang amal.

Dalam keterangannya, Ustaz Das’ad menekankan pentingnya menjaga integritas selama Pilkada berlangsung, demi terciptanya suasana yang damai dan penuh kebaikan.

Bacaan Lainnya

“Mari kita jadikan pesta demokrasi ini sebagai ladang amal,” ujar Ustaz Das’ad dengan penuh harap.

Menurutnya, menjadikan Pilkada sebagai motivasi untuk berbuat amal akan mendorong setiap penyelenggara untuk bersikap adil dan tidak membeda-bedakan para calon.

“Insyaallah, jika niat kita adalah amal, maka kita akan berlaku adil tanpa pandang bulu,” tambahnya.

Tak hanya kepada penyelenggara, Ustaz Das’ad juga mengingatkan masyarakat untuk menyambut Pilkada dengan hati yang gembira.

Ustaz Das’ad berpendapat, Pilkada sering kali menjadi momen yang memecah belah masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk merayakan Pilkada sebagai ajang kegembiraan dalam memilih pemimpin.

“Mari kita jadikan Pilkada ini sebagai pesta yang menyenangkan, sebuah momen untuk bersenang-senang dalam memilih pemimpin,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ustaz Das’ad mengingatkan bahwa menjaga kedamaian selama Pilkada adalah tanggung jawab bersama. Ia menekankan pentingnya persatuan dan mencegah perpecahan selama proses demokrasi berlangsung.

“Semua elemen bangsa harus bersama-sama berjuang menjadikan Pilkada ini sebagai pesta demokrasi yang damai, tanpa ada perpecahan,” kata Ustaz Das’ad dengan tegas.

Selain itu, Ustaz Das’ad memberikan pesan khusus kepada para calon kepala daerah (cakada).

Ia mendorong para calon untuk terjun langsung ke masyarakat, menyapa, dan mendengarkan aspirasi mereka.

Menurutnya, sebagai pemimpin, meluangkan waktu untuk bertemu dengan masyarakat adalah suatu keharusan.

“Kepada para calon pemimpin, ayo terjun langsung menyapa masyarakat,” ujarnya, menegaskan pentingnya kehadiran pemimpin di tengah masyarakat.

“Risiko menjadi pemimpin adalah harus ada waktu untuk menyapa dan menyampaikan visi-misi langsung kepada masyarakat,” tutupnya

Pos terkait