Jakarta – Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Pemuda Muslim Peduli Demokrasi (PMPD) menggelar doa bersama dan yasinan sebagai wujud kepedulian terhadap kedamaian negeri. Aksi damai tersebut menjadi seruan moral untuk menolak aksi anarkis maupun kerusuhan yang kerap muncul dalam dinamika demokrasi belakangan ini.
Dalam pernyataannya, PMPD mengajak masyarakat serta elemen muslim untuk mengembalikan makna dan semangat aksi Kamisan kepada fitrahnya. Menurut mereka, tradisi Kamisan dalam budaya muslim sejatinya adalah ruang untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah melalui pengajian, hatam Al-Qur’an, silaturahmi, dan kegiatan sosial yang menyejukkan.
“Semangat ini harus kita lestarikan. Kamisan bukanlah panggung provokasi, melainkan momentum untuk memperkuat persaudaraan, meningkatkan iman, serta menjaga persatuan bangsa,” ujar perwakilan PMPD dalam rilisnya.
PMPD menilai bahwa aksi Kamisan yang selama ini identik dengan unjuk rasa di sekitar Istana Negara, sering kali diwarnai narasi provokatif yang justru memicu polemik di masyarakat. Kondisi ini dinilai bertolak belakang dengan nilai-nilai tradisi muslim yang menjunjung tinggi kedamaian, persatuan, dan toleransi antarumat beragama.
Sebagai elemen muda muslim, PMPD menegaskan komitmennya untuk mengembalikan Kamisan sebagai wadah kegiatan positif. Mereka mengajak seluruh umat muslim di Indonesia bersama-sama menolak segala bentuk ajakan anarkis serta provokasi yang dapat merusak harmoni kehidupan berbangsa.
“Kami ingin Kamisan kembali menjadi kegiatan doa, yasinan, dan silaturahmi. Saatnya kita bersama menjaga negeri agar tetap sejuk, damai, dan terhindar dari perpecahan,” pungkasnya.